Tulisan ini saya kutip dari kitab
Fawaidul mukhtaroh, karya Habib Ali bin Hasan Baharun.. Sengaja hanya mengambil
satu kisah dari setiap judulnya, semoga bisa bermanfaat.
1. Keutamaan ilmu
Suatu hari sahabat Abu Hurairoh
yang sedang melawati salah satu pasar dikota Madinah, dan berkata kepada para
penduduk pasar
"kenapa
kalian ada disiani?"
"ada apa
Abu Hurairoh?"
"disana ada warisan Rosulullah yang
dibagi, tapi kenapa kalian masih ada disini, kenapa kalian tidak pergi kesana
dan mengambil bagian kalian!"
"dimana?"
"dimasjid"
kemudian mereka pun bersegera, menuju
masjid, sedangkan Abu Hurairoh tetap dipasar menunggu mereka kembali. Setelah
mereka kembali, mereka berkata
" hai Abu Huroiroh, kami sudah pergi
kemasjid, tapi kami tidak melihat ada sesuatu yang dibagi disana"
"apakah kalian tidak melihat ada
seseorang dimasjid?"
"ada, kami melihat ada kelompok yang
sedang solat, ada yang mereka yang sedang membaca alquran, dan ada yang saling
mengingatkan tetang yang halal dan yang harom"
"celakalah kalian! itulah warisan
Nabi".
( Yang dimaksud warisan Nabi oleh sahabat
Abu Hurairoh adalah mereka yang sedang mengingatkan perkara halal dan harom, karna Nabi
bersabda:
ان الانبياء لم يورثوا
دينارا ولا درهما و انما ورثواالعلم
Artinya: Sesungguhnya para Nabi tidak
mewariskan dinar dan dirham (mata uang), hanya saja mereka mewariskan ilmu).
2. Ibadah tanpa ilmu
Ada seorang lealaki di daerah Maghrib, dia
adalah seorang ahli ibadah. Suatu hari dia membeli seekor keledai betina, tapi
tak pernah menggunakanya untuk sesuatu, sampai akhirnya seseorang bertanya,
tentang kenapa ia tak pernah memanfaatkan keledai yan ia beli, " aku tidak
menggunakanya, kecuali untuk menjaga kemaluanku", jawab lelaki tersebut.
Kemudian orang yang bertanya tadipun memberi tahu, bahwa menjadikan keledai
untuk memuaskan nafsu kemaluanya termasuk dosa besar, ia pun menangis
sejadinya, menyesali perbuatanya.
3.Keutamaan mencari ilmu
Suatu hari Rosulullah masuk masjid, dan
melihat ada dua majlis, majlis dzikir yang berdoa kepada Allah, dan majlis ilmu
yang mengajarkan fiqih. Rosulullah bersabda:
كلا المجلسين على لخير
احدهما افضل من الاخر, اما هؤلاءفيدعون الله و يرغبون اليه
ان شاء
اْعطاهم وان شاء منعهم, واما هؤلاء فيتعلمون و يعلمون الجاهل, وانما بعثت معلما, و
هؤلاء افضل
Artinya: Kedua majlis itu sama-sama baik,
tapi slah satu dari kedua ada yang lebih baik. Mereka berdoa dan berharap
kepada Allah, jika Allah berkehendak maka Allah akan memberi dan jika Allah
menolak maka Allah tidak akan memberi. Dan adapun mereka, maka mereka belajar
dan mengajari orang-orang yang bodoh, hanya saja aku diutus sebagai muallim
(orang yang mengajar), dan mereka lebih utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar