Selasa, 03 April 2012

Harga sebuah cinta

   Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta, Kekayaan, Kecantikan, Kesedihan, Kegembiraan dan sebagainya. Awalnya mereka hidup dengan baik dan saling melengkapi. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau berusaha menyelamatkan diri.
   Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta. Tak lama kemudian Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
“Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta.
“Aduh! Maaf Cinta! Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawa serta dirimu, nanti perahu ini tenggelam. Lagi pula tak ada tempat lagi bagimu diperahuku ini.”
   Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi meninggalkan Cinta tenggelam. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.
“Kegembiraan, Tolong aku!”, teriak Cinta.
   Namun apa yang terjadi, Kegembiraan terlalu gembira karna ia menemukan perahu sehingga ia tuli dan tak medengar teriakan Cinta. Air makin tinggi membasahi Cinta sampai kepinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah Kecantikan.
“K ecantikan! Bawalah aku bersamamu!”, teriak Cinta.
“Wah Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini.” Sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya. Cinta mulai menngis terisak-isak. Apa kesalahanku, mengapa semua orang melupakan aku. Saat itu lewatlah Kesedihan. Lalu Cinta memelas,
“Oh Kesedihan, bawalah aku bersamamu”, kata Cinta
“Maaf Cinta, aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja…”, kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.
   Cinta putus assa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Cinta terus berharap kalau dirinya dapat diselamatkan. Lalu ia berdoa kepada Tuhannya, “Oh tuhan tolonglah aku, apa jadinya dunia ini tanpa aku, tanpa Cinta?
Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suar, “Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!” Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua reyot berjanggut putih panjang sedang mengayuh perahunya. Lalu Cinta cepat-cepat naik keperahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Kemudian dipulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar, bahwa ia sama sekali tidak mengetahui orang tua yang telah berbaik hati menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua dipulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu”, kata orang itu. Lalu cinta bertanya “Tapi kenapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku”, tanya Cinta heran. “Sebab”, kata orang itu, “hanya Waktulah yang tau berapa harga sebuah Cinta…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar