Keingin tahuanku untuk lebih memahami sejarah Islam di negara-negara Eropa, adalah karna membaca sebuah novel berjudul Isabella.
Novel ini ditulis oleh Maulana Muhammad Saeed Dehlvi, seorang penulis kelahiran Pakistan, novel best seller yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Melayu dan Indonesia ini menceritakan tentang seorang gadis kristen bernama Isabella, seorang putri kepala pendeta tersohor di Cordova, sebuah kota di Spanyol.
Novel ini, benar-benar berhasil mempengaruhiku dan teman-temanku, membuat kami lebih ingin mengetahui tentang begitu bodohnya doktrin Trinitas dan penebusan dosa dalam agama Kristen, serta tentang begitu besarnya agama kami, yang pada beberapa abad lalu telah mengukir sejarahnya,
membentangkan cahaya iman hingga meluas dan sampai ke daratan Eropa, yang walaupun kini, sangat disayangkan, sebab mumkin ini karna kami, para generasi selanjutnya, tak mempunyai jiwa dakwah seperti Ziyad bin Umar dan Umar Lahmi (tokoh Islam yang berhasil mengislamkan Isabella dan mendakwahkan Islam di Cordova) hingga akhinya, kini kita hanya bisa melihat atau mumkin hanya bisa mendengar dan membaca, betapa umat Islam yang tinggal dinegara-negara Eropa yang begitu menentang kembalinya kejayaan Islam mengalami diskriminasi, dengan sulitnya meminta izin kepada pemerintah untuk membangun Masjid atau centra Islam, sulitnya mendapatkan pekerjaan atau bahkan larangan tegas tidak diperbolehkannya pemakaian jilbab bagi muslimah.
membentangkan cahaya iman hingga meluas dan sampai ke daratan Eropa, yang walaupun kini, sangat disayangkan, sebab mumkin ini karna kami, para generasi selanjutnya, tak mempunyai jiwa dakwah seperti Ziyad bin Umar dan Umar Lahmi (tokoh Islam yang berhasil mengislamkan Isabella dan mendakwahkan Islam di Cordova) hingga akhinya, kini kita hanya bisa melihat atau mumkin hanya bisa mendengar dan membaca, betapa umat Islam yang tinggal dinegara-negara Eropa yang begitu menentang kembalinya kejayaan Islam mengalami diskriminasi, dengan sulitnya meminta izin kepada pemerintah untuk membangun Masjid atau centra Islam, sulitnya mendapatkan pekerjaan atau bahkan larangan tegas tidak diperbolehkannya pemakaian jilbab bagi muslimah.
Sejarah masuknya Islam di Spanyol dimulai oleh Thariq
yang membawa sekitar 12.000 pasukan ke Gibraltar pada Mei 711 M. Ia memasuki Spanyol
lewat selat di antara Maroko dan Spanyol yang kemudian diberi nama sesuai
dengan namanya, Jabal Thariq.
Tanggal 19 Juli 711 M pasukan Islam mengalahkan pasukan Kristen di daerah Muara Sungai Barbate, dan terus menguasai kota-kota penting –Toledo, Kordoba, Malaga, dan Granada, hingga akhirnya Spanyol berada di bawah kekuasaan Khilafah Bani Umayyah (Suriah).
Tanggal 19 Juli 711 M pasukan Islam mengalahkan pasukan Kristen di daerah Muara Sungai Barbate, dan terus menguasai kota-kota penting –Toledo, Kordoba, Malaga, dan Granada, hingga akhirnya Spanyol berada di bawah kekuasaan Khilafah Bani Umayyah (Suriah).
Pada pertengahan 1491, Raja
Ferdinand V mengepung Granada selama tujuh bulan. Ia berhasil menguasai kota
Malaga –kota pelabuhan terkuat di Andalusia, lalu Guadix dan Almunicar,
Baranicar, dan Almeria. Basis kerajaan Bani Ahmar, Granada, pun akhirnya
tunduk, tepatnya tanggal 2 Januari 1492 M/2 Rabiul Awwal 898 H. Kota ini
diserahkan oleh raja terkahir Bani Ahmar, Abu Abdillah. Prosesi penyerahan
Granada dilakukan di halaman Istana Alhambra.
Kejatuhan Daulah Bani Ahmar merupakan akhir sejarah kejayaan Islam di Spanyol. Pasca kejatuhan kerjaan Islam terakhir ini, umat Islam diberi dua pilihan: berpindah agama (masuk Kristen) atau keluar dari tanah Spanyol.
Kejatuhan Daulah Bani Ahmar merupakan akhir sejarah kejayaan Islam di Spanyol. Pasca kejatuhan kerjaan Islam terakhir ini, umat Islam diberi dua pilihan: berpindah agama (masuk Kristen) atau keluar dari tanah Spanyol.
Memasuki Abad 16, Andalusia (Spanyol) yang selama 8 Abad dalam kekuasaan Islam, bersih dari keberadaan umat Islam. Kemegahan dan keindahan Istana Alhambra pun luntur setelah menjadi Istana Kristen. Demikian pula Mesjid Cordova yang dijadikan katedral “Virgin of Assumption”.
Namun Islam tidak benar-benar lenyap di negeri ini. Kini umat Islam di Spanyol diperkirakan sudah mencapai 750.000 orang (data sensus 2000) dari 40 juta jumlah total penduduk Spanyol. Islam menggeliat bangkit ketika pemerintah Spanyol mengakui Islam sebagai agama resmi berdasarkan UU Kebebasan Beragama yang disahkan pada Juni 1967.
Di ibukota Madrid terdapat 500 ribu Muslim, kebanyakan imigran asal Maroko, Algeria, dan negara-negara Arab lain. Gema adzan pun mulai marak berkumandang di beberapa masjid. Belum lagi banyak pesepakbola Muslim di klub-klub sepakbola elite Spanyol saat ini. Semoga ini menjadi awal kebangkitan Islam, pelan tapi pasti agama Allah yang disampaikan melalui risalah Nabi Muhammad akan benar-benar mengibarkan bendera iman, diseluruh penjuru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar