Paling afdolnya anak dari Imam Muhammad Albaqir adalah
و الصادق الصديق
أستاذ الألى * وامام اهل الحق غير مدافع
Beliau adalah Imam Ja’far bin Muhammad bin Ali bin
Alhusain bin Ali bin Abi tholib, julukan beliau yang paling mashur adalah
Asshodiq, kunniyah beliau adalah Abu Abdillah atau Abu Ismail. Ibu beliau
adalah Farwah binti Alqosim, ibu dari Farwah adalah Asma’ binti Abdirrahman bin
Abi Bakar Asshidiq, oleh karna ini lah Imam Asshodiq berkata, “Abu Bakar telah
melahirkanku dua kali”.
Beliau dilahirkan di Madinah pada hari senin 17 Robiul
awal 80 atau 83 Hijriyah. Beliau meninggal dunia pada malam senin 15 Rojab 148 Hijriah, dan dikuburkan di Baqi’ di qubah
Abbas bersama Imam Hasan bin Ali, Imam Ali Zainal abidin dan Imam Muhammad
Albaqir. Beliau mempunyai lima orang anak, Muhammad, Ismail, Abdullah, Musa dan
Ali Aluraidli kakek dari keluarga Ba’alawi.
Banyak sekali para Imam besar yang mengambil ilmu,
hikmah, siroh dan petunjuk yang baik dari beliau, diantaranya Yahya bin Said,
Ibn Jarih, Imam Malik, Sufyanain yaitu Sufyan Asstauri dan Ibn Uyainah, Abu
Hanifah, Syu’bah dan Ayyub. Umar bin Almiqdam berkata, “ Jika aku melihat pada
Ja’far bin muhammad maka aku akan mengetahui bahwa ia adalah keturunan Nabi”.
Imam Ja’far berkata, “ Tidak ada bekal yang lebih afdol
dari taqwa, tidak ada sesuatu yang lebih bagus dari diam, tidak adak musuh yang
lebih berbahaya dari kebodohan, dan tidak ada penyakit yang lebih berbahaya
dari bohong”.
“Jika kamu
mendengar satu kalimat dari seorang muslim maka berprasangka baiklah, jika kamu
tidak bisa maka cela lah dirimu sendiri”, “Jika kamu berdosa maka minta
ampunlah, karna itu adalah kesalahan yang dilingkarkan dileher seseorang
sebelum mereka meluruskannya karna kebinasaan adalah menetapi kesalahan”, “Jika
rizki mu lambat maka perbanyaklah istighfar dan jika kamu kagum terhadap
sesuatu dan menginginkannya agar tetap kekal maka ucapkanlahما شاء الله لا قوة الا بالله “ , “Allah mewahyukan kepada dunia,
layanilah orang yang melayaniku (Allah) dan buatlah lelah orang yang melayanimu.
“Fuqoha’ adalah orang-orang terpercayanya para rosul selama mereka tidak
mendatangi para penguasa”. “Jika kamu mengetahui sesuatu yang tidak kamu
senangi dari saudaramu, maka mintalah satu sampai tujuh puluh alasan darinya,
jika kamu tidak mendapatkannya maka katakanlah “mungkin dia mempunyai alasan
yang tidak aku ketahui”, ucapan ini hampir sama dengan ucapan beliau (jika kamu
mendengar satu kalimat...) dan hal ini tidak dihususkan hanya untuk ucapan.
Imam Ja’far juga berkata, “Empat hal yang tidak
selayaknya dianggap rendah oleh seorang yang mulia, berdiri dari majlis untuk
menyambut ayahnya, melayani taunya, mengurusi binatang tunggangannya, dan
melayani orang yang belajar darinya”.” Kebaikan tidak akan sempurna kecuali dengan
tiga hal, menganggapnya kecil (remeh), merahasiakannya, dan mempercepatnya.
Jika kamu menganggapnya kecil maka kebaikan tadi akan besar, jika kamu
merahasiakannya maka kamu akan menyempurnakannya, dan jika kamu mempercepatnya
maka kamu akan senang karnanya”.
Beliau berwasiat kepada Musa putra nya, “Wahai anakku,
siapa yang menerima pemberian Allah maka dia kaya, barang siapa yang memandang
apa yang dimiliki oleh orang lain maka dia akan mati dalam keadaan faqir, barang
siapa yang menganggap kecil kesalahanya maka ia akan menganggap besar kesalahan
orang lain dan barang siapa yang menganggap besar kesalahanya maka ia akan
menganggap kecil kesalahan orang lain”.
“Wahai anakku, barang siapa yang membuka hijab (aib)
orang lain maka aurot atau aib anaknya akan terbuka, barang siapa yang mengunus
pedang permuuhan maka ia akan terbunuh karnanya, barang siapa yang menggali
sumur untuk saudaranya maka ia akan jatuh kedalamnya, barang siapa yang masuk
ke tempat orang yang bodoh maka ia akan direndahkan, barang siapa yang
bergabung dengan ulama’ maka ia akan tenag, barang siapa yang masuk ke tempat
yang jelek maka ia akan dicurigai”.
“Wahai anakku, jangan menganggap hina seseorang maka ia
akan menganggapmu hina, hati-hatilah! Jangan masuk ke sesuatu yang tidak
bermanfaat bagimu maka kamu akan hina”.
“Wahai anakku, katakanlah yang benar, yang baik atau yang
tidak baik untukmu”.
“Wahai anakku, jadilah orang yang memerintah kebaikan,
yang melarang kemungkaran, yang menyambung orang yang memutuskanmu, yang memulai
(bicara) pada orang yang mendiamkanmu, yang memberi pada orang yang yang
meminta padamu. Hati-hatilah denagn adu domba, karena bisa menciptakan
permusuhan dihati seseorang, hati-hatilah jangan menyebarkan aib manusia”.
“Wahai anakku, jika kamu akan berkunjung maka kunjungilah
orang-orang baik dan jangan mengunjungi orang yang tidak baik”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar