Dalil Haid, Nifas dan Istihadloh

 1. Dalil haid

   Dalil haid diambil dari firman Allah :
و يساْلونك عن المحيض قل هو اْذى فا عتزلواالنساء فى المحيض و لا تقربوهن حتى يطهرن فاذا تطهرن فاْتوهن من حيث اْمركم الله

Artinya; Dan mereka bertanya tentang haid kepadamu (Muhammad), katakanlah bahwa itu adalah sesuatu yang kotor, maka jaulihah perempuan ketika haid dan janganlah mendekati mereka sehingga mereka suci, dan jika mereka telah suci maka campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diterangkan Allah kepadamu.

   Ayat ini adalah ayat yang menjelaskan tentang haid, pertama adalah darah haid hukumnya najis (قل هو اْذى),
kemudian para suami diperintahkan untuk menjauhi istrinya ketika mereka sedang haid, dengan tidak menggauli istrinya dibagian antara pusar dan lutut (فاعتزلواالنساء فى المحيض ) sampai mereka suci atau darahnya terputus (  و لا تقربوهن حتى يطهرن ),
jika mereka telah suci maksudnya adalah sudah mandi suci maka para suami boleh mendatangi atau menggauli istrinya ditempat atau anggota yang diperintahkan Allah ( فاذا تطهرن فاْتوهن من حيث اْمركم الله  ).

   Hikmah dari haid adalah sebagai cobaan untuk banat Adam, seperti hadist yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA, Rosulullah Shollallhu alaihi wasallam bersabda :

ان هذا شيئ كتبه الله على بنات ادم

2. Dalil nifas

   Dalil nifas diriwayatkan oleh Ummu Salamah RA, beliau berkata, "bahwa perempua yang nifas dizaman Nabi tidak solat selama empat puluh hari atau empat puluh malam", ini menjadi dalil bahwa kebiasaan seorang perempuan mengalami nifas adalah empat puluh hari.

3. Dalil istihadloh

   Diriwayatkan dari Abu dawud dari Fatimah binti Abi Hubaisy, ketika Fatimah binti Abi Hubaisy mengalami istihadloh, Rosulullah bersabda :

اذا كان دم الحيض فانه دم اسود يعرف اذا كان ذالك فامسكى عن الصلاه واذا كان الاخر فتوضئى و صلى فانما هو عرق

Artinya: Jika darah haid, maka itu adalah darah hitam yang diketahui, jika seperti itu maka cegahlah dari solat, dan jika yang lain, maka wudlu' dan sholatlah, karna itu adalah penyakit (istihadloh).