Rabu, 02 Mei 2012

Dengan Menyebut Nama Allah

   Pada suatu ketika Umayyah bin Abi As-Shilt Asstaqofi, seorang penyair yang cerdas dan berpandangan luas turut serta dalam rombongan orang-orang Bani Staqif dan Quraisy menuju Syam. Dalam perjalanan pulang mereka singgah di suatu tempat, kemudian berkumpul untuk santap malam bersama. Tiba-tiba muncullah seekor ular kecil mendekati mereka, lalu mereka melemparinya dengan batu. Setelah ular itu menghilang, mereka membenahi sisa makanan dan berkemas hendak meninggalkan tempat. Namun baru beberapa langkah unta mereka berjalan, tiba-tiba muncul seorang perempuan yang bersandar dengan tongkat dari sebuah bukit pasir, perempuan tersebut berkata :
"Kenapa kalian tidak memberi makan kepada yang patut dikasihani, anak yatim perempuan yang tadi mendatangi kalian?"
"Siapa kamu?"
"Aku UmmuL 'Awam, seorang janda yang telah bertahun-tahun ditanggal suami! Demi Tuhan penguasa manusia, kalian pasti akan bertebarab dan bercerai-berai!"
Ia mengakhiri kata-katanya sambil memukulkan tongkatnya ke tanah hingga pasirnya berserakan, ia segera berkata lagi :
"Lambatkan perjalanan pulang mereka dan hardiklah unta-unta mereka agar berkeliaran!"
   Mereka berusaha mengumpulan unta-unta tersebut dari sore hingga esok paginya. Setelah mereka dapat mengumpulkannya dan siap berangkat, perempuan tersebut muncul kembali dengan penampilan dan kata-kata yang diucapkan kemarin. Unta-unta kami pun lari kembali dan melesat bercerai-berai seperti kemarin. Demikian terjadi hingga tiga kali.
     Saat itu mereka benar-benar putus asa untuk dapat meneruskan perjalanan pulang. Malam itu adalah malam terang bulang, mereka bertanya kepada Umayyah :
"Hai Umayyah, manakah kesaktianmu yang sering kau banggakan kepada kami?"
Umayyah pun pergi menuji bukit bukit pasir tempat perempuan tua itu muncul, kemudian turun dari sisi yang lain, dan naik lagi kebukit yang lain dan turun kembali. Tiba-tiba ia melihat greja kecil, didalam terdapat beberapa buah lampu lilin dan seorang laki-laki berjanggut dan berambut putih sedang duduk. Ia bertanya kepada Umayyah:
"Apakah keperluan anda datang kemari?"
Umayyah pun menceritakan perempuan tua yang tiga kali telah disaksikannya bersama teman-temannya. Lelaki itu menjawab:
"Ya, apa yang kau katakan benar, ia seorang perempuan yahudi yang ditinggal mati suaminya selama beberapa tahun. Dia berbuat demikian kepada kalian karna ia ingin membinasakan kalian".
"Lantas apakah yang harus kami lakukan?"
"Kumpulkan kembali unta-unta kalian, Kalau perempuan itu datang lagi dan mengulang lagi perbuatanya, ucapkan tujuh kali kalimat Bismika Allahumma (Dengan nama-Mu, Ya Allah), didepanya. Ia tak akan dapat membahayakan kalian".
   Umayyah kemudian kembali kepada teman-temannya, dan menceritakan apa yang dikatakan lelaki berambut putih. Beberapa saat kemudian perempuan itu muncul dan berbuat seperti sebelumnya. Didepanya mereka berkata Bismika Allahumma tujuh kali, dan ternyata perempuan itu tidak dapat menganggu mereka. Setelah ia melihat unta tidak bergerak ia berkata :
"Aku tahu siapa teman kalian yang melawanku. Kusumpahi dia agar bagian atas tubuhnya menjadi putih dan bagian bawahnya menghitam!"
Setelah mengucapkan kata-kata itu ia pergi.
   Keesokan harinya bagian atas badan Umayyah memutih, mulai dari atas dada, kedua bahu dan lehernya. Sedang bagian bawahnya berwarna hitam. Setibanya rombongan Umayyah ke Makkah, mereka menceritakan semua kejadian kepada para penduduk. Sejak itu Umayyah termasuk orang pertama yang dalam surat menyurat mencantumkan kaliamat Bismika Allahumma sebagai pembukaan. Setelah Islam datang kalimat itu diganti dengan Bismillahirrohmanirrohim.


*Diambil dari buku Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad SAW// Para Ahli Hikmah Di Zaman Fatroh. Karya H.M.H Al-Hamid Al-Husaini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar